@andre |
SaruaMakmur - Minggu pagi (6 Januari 2018) kami berwisata kuliner ke arah taman jajan Plaza Cordoba Nusa Loka BSD. Tidak ada makanan spesifik yang kami incar, hanya warung terpadatlah yang kami kunjungi. Jumlah konsumen pastilah berbanding lurus dengan rasanya.
Dan tertujulah perhatian kami ke salah satu warung di taman jajan tersebut. Tulisan yang terpajang menunya Mie Jogja, makanan favorit saya. Gerobak yang ada disitu ada 2, gerobak penjual jus dan gerobak penjual Soto Mie Bogor. Lho...mana yang jual Mie Jogja.
"Mie Jogjanya malem jualannya pak" kata salah satu pelayan.
Yah...pupus sudah harapan makan Mie Jogja pagi-pagi. Tapi karena sudah terlanjur, kami coba pesan Soto Mie Bogornya. Pastilah Soto Mie ini tidak mengecewakan, karena banyak pelanggannya. Dan memang, ketika Soto Mie disajikan, saya langsung puas. Kenapa coba? Karena porsinya besar...hahaha... Inilah contoh pengemar kuliner yang aneh. Kualitas nomor 2, nomor 1 kuantitas, hehehe...
Sebelum saya mencicip Soto Mie Bogor, saya melirik ke arah buah kelapa yang ada di belakang gerobak penjual jus. Ternyata mereka jual kelapa buah juga. Saya pesan 1 butir untuk saya sendiri. Kemudian saatnya mencicip Soto Mie Bogor Andalan Cordoba.
"Srrupuuutt....!!" Wow...seger banget rasa kuahnya, sasaran kedua saya tujukan ke potongan-potongan risoles yang cukup memenuhi mangkok. Rasanya enak dan masih kriuk walaupun sudah dibasahi oleh kuah Soto. Rasa kuah semakin segar dengan kita tambahkan jeruk limau.
Sebenarnya ada yang menarik perhatian saya pada gerobak penjual Soto Mie, ada bungkusan daun pisang berbentuk kerucut yang saya pikir adalah lontong. Ternyata isinya nasi. Sayang saya tidak berminat mencoba nasi karena saya coba mengurangi nasi untuk alasan kesehatan.
Setelah Soto Mie dimangkuk saya habis, sasaran saya alihkan ke kelapa buah di samping kiri mangkuk saya.
"Enaaaak...Manisss banget airnya!" Air kelapa terasa begitu segar walaupun tanpa gula dan es. Benar-benar segar. Saya memang mengurangi Nasi, Es dan Gula pada menu makanan saya. Karena ada bakat sakit gula di keluarga saya.
Singkat cerita, saya dan keluarga cukup puas di warung ini. Walaupun rasa puas tersebut sedikit ternodai dengan bebasnya asap rokok berkeliaran di dalam warung yang membuat hidung dan lidah kurang sinkron dalam menikmati rasa makanan yang tersaji.
Bagi warga yang tertarik untuk mencoba, tinggal ikuti saja peta di atas. Kalau kesasar, tidak perlu kuatir, sepertinya banyak kuliner yang bisa dicicipi disana. Saya tunggu laporan reviewnya saja. Salam Sehat...(alhw)
(sm-RW010/I/2019/19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar